Posts Tagged ‘Kanker paru’

Kanker paru saat ini merupakan penyebab kematian utama diantara penyakit kanker. Untuk para onkologis dan juga klinisi banyak menggunakan 5-year survival sebagai salah satu indikator akan keberhasilan suatu obat kanker bahkan juga untuk memperkirakan kemungkinan keberhasilan pengobatan kanker itu sendiri. Untuk kanker paru, stadium sangat penting sekali bukan hanya untuk terapi tetapi juga untuk memprediksi prognosis pasien. Stadium kanker paru terdiri dari :

  • Stadium 0
  • Stadium IA
  • Stadium IB
  • Stadium IIA
  • Stadium IIB
  • Stadium IIIA
  • Stadium IIIB
  • Stadium IV

Penentuan stadium tersebut berguna untuk :

  1. membantu klinisi/dokter untuk merencanakan pengobatan
  2. untuk prognosis/prediksi keberhasilan pengobatan
  3. untuk evaluasi pengobatan
  4. untuk penelitian dan tukar informasi antar pusat penelitian

Untuk itu dipakailah indikatornya dipakai survival rate sebagai bagian dari cancer survival analysis. Survival rate yaitu indeks statistik mengenai kemungkinan frekuensi outcome pasien pada suatu waktu tertentu. Biasanya batasan waktu yang dipakai adalah 5 tahun, sehingga banyak lah dipakai istilah 5 year-survival rate. Pada kanker paru, salah satu penentu prognosis adalah stadium saat didiagnosis. Saat ini dari berbagai modaliti untuk pengobatan maka 5 year survival rate pada masing-masing stadium adalah: (saya menggabungkan clinical stage dan pathologic stage)

  • Stadium IA –>61-67%
  • Stadium IB –> 38-57%
  • Stadium IIA –> 34-55%
  • Stadium IIB –> 24-39%
  • Stadium IIIA –> 13-23%
  • Stadium IIIB –> 5-6%
  • Stadium IV –> <1%

Dada atau diistilahkan dengan thoraks, berisikan organ-organ sangat penting. Jantung, paru merupakan organ penting bagi kehidupan.

Dirongga thorak ini ada 3 tumor yang sering terjadi yaitu :

  1. Kanker paru. Tentunya banyak yang sudah mengetahui kanker paru adalah penyakit kanker yang yang berasal dari sel epithelial bronkial. Banyak faktor untuk timbulnya kanker ini, tetapi merokok merupakan penyebab utamanya. Dalam terapinya bersifat multimodaliti (operasi, kemoterapi dan radioterapi).
  2. Malignant pleura mesotelioma. Tumor jenis ini berasal dari serosa line pada rongga dada dan perut. Umumnya terjadi pada pria. Disebabkan terutama karena paparan asbes. Kombinasi terapi terbukti memperbaiki lama ketahanan hidup pasien mesotelioma jika dibanding hanya pengobatan secara single modaliti.
  3. Tymoma. Ini merupakan tumor yang berasal dari tymus yang terdapat di mediastinum (ruang antara jantung dan paru). Tumor dapat timbul di segala umur tetapi sering terjadi pada usia 40-60 tahun. Pengobatan tymoma yang paling utama adalah operasi (reseksi total) yang dapat dikombinasikan dengan adjuvant kemoterapi.

Stadium III Kanker Paru

Posted: January 27, 2010 in Kanker paru, MEDIS
Tags: ,

Pada tulisan saya sebelumnya, saya sudah menjelaskan bahwa stadium kanker paru terdiri atas Stadium I-IV. Lalu apa khususnya stadium III?sehingga dijelaskan tersendiri. Perlu diketahui bahwa stadium III terdiri atas Stadium IIIA dan Stadium IIIB. Kurang lebih 33% penderita kanker paru ditemukan sudah berada pada stadium III. Seorang pasien diklasifikasikan sebagai :

  • Stadium IIIA, jika jaringan tumor sudah mengenai dinding dada,diagfragma, pleura mediastinal atau  pericardium atau berjarak kurang 2cm dari distal karina atau telaj terjadi atelaktasis satu paru (T3) atau terjadi pembesaran lymp node ipsilateral mediastinal atau subcarina (N2)
  • Stadium IIIB, jika tumor mengenai mediastinum, jantung, pembuluh darah besar, esophagus, karina atau terdapat cairan pleura ganas (T4) atau terdapat pembesaran lymph node kontralateral mediastinal,scalene atau supraklavikula (N3)

Walaupun kedua klasifikasi tersebut sama-sama dikelompokan dalam stadium III. Tetapi secara umum manajemen cukup berbeda.

Pada stadium IIIA, terapi pembedahan masih diperlukan  yang dikombinasikan dengan pemberian kemoterapi dan atau radioterapi.  Pada stadium ini kemoterapi atau radioterapi masih diperlukan karena disamping terapi lokal dengan pembedahan dilakukan, juga perlu terapi sistemik karena diperkirakan sudah terjadi occult metastase (metastasis yang tersembunyi). Tetapi saat ini belum banyak clinical trial yang berhasil memperlihatkan perubahan signifikan dari prognosis pasien. Dari beberapa penelitian terlihat bahwa pemberian kemoterapi sebelum pembedahan (neo-adjuvant) secara logika akan memperbaiki stadium kanker paru dan mempermudah ahli bedah dalam melakukan reseksi tumornya. Tetapi disisi lain pemberian kemoterapi sesudah pembedahan (adjuvant) juga memberikan survival rate yang hampir sama dengan neo-adjuvant. Sehingga masih diperlukan clinical trial dengan jumlah pasien yang cukup banyak untuk dapat menentukan apakah pemberian kemoterapi sebelum atau sesudah yang lebih baik bagi pasien.

Banyak kalangan terutama masyarakat awam mengetahui bahwa kanker paru 80% disebabkan oleh kebiasaan merokok dan sangat tergantung dengan jumlah rokok, usia mulai merokok, kadar nikotin dsb. Tetapi kali ini kita tidak membahas tentang hal tersebut. Pada tulisan ini kita sedikit membahas apa yang seharusnya dilakukan oelh dokter dan harus diketahui oleh pasien sebelum diputuskan untuk dilakukan operasi pada kasus kanker paru.

Kanker paru saat ini merupakan penyebab kematian tertinggi diantara keseluruhan kanker. Hal ini disebabkan oleh penemuan dini kanker paru masih sulit dilakukan sehingga biasanya pasien datang saat ini kondisinya pada stadium lanjut. Pembedahan pada kanker paru dilakukan pada stadium awal. Pembedahan kanker bertujuan untuk membuang jaringan yang abnormal (sel kanker) sehingga diharapkan tidak meluas (metastasis). Untuk itu ada beberapa hal yang harus diketahui pasien..tindakan apasaja yang akan dilakukan dokter sebelum diputuskan pembedahan.

  1. Pembuktian jenis histologi. Sebagai diketahui jenis histologi kanker paru dapat dibagi atas Adenocarcinoma, Squamous cell carcinoma, Large cell carcinoma dan Small cell carcinoma. Tetapi untuk memudahkan dalam manajemennya maka dibagi atas 2 group yaitu Non-small cell lung cancer dan Small cell lung cancer. Pembuktian histologi ini penting untuk mengetahui karakteristik kanker paru yang diderita serta prognosisnya setelah operasi. Sebagai contoh jenis squamous cell carcinoma pertumbuhannya lebih lambat begitu juga dengan metastasi dibanding jenis adenocarcinoma. Tetapi secara umum small cell lung cancer jarang dilakukan pembedahan karena pertumbuhannya cepat serta biasanya ditemukan sudah pada stadium lanjut. Beberapa hal yang dilakukan untuk menentukan jenis kanker paru yaitu :Sputum histologi, Bronchoscopy dan dilakukan biopsi dan/ bronchial washing, bronchial brushing.
  2. Stadium kanker paru. Penentuan stadium kanker paru harus sudah dibuktikan oleh dokter sebelum memutuskan dilakukan pembedahan pada kanker paru. Kecuali pada kasus pembedahan untuk diagnosis. Stadium kanker paru terbagi atas Stadium I-IV. Dan pembedahan dilakukan jika pasien ada stadium I-II dan pertimbangan khusus pada stadium IIIA. Beberapa hal yang dilakukan untuk penentuan stadium ini diantaranya: Bronchoscopy,CT-scan dada dan perut, Mediastinoscopy,Thorascopy, Pleural aspiration-biopsy dsb.
  3. Perfomance pra bedah. Maksudnya disini adalah kondisi pasien sebelum pembedahan apakah memenuhi syarat untuk dilakukan operasi, sekaligus untuk mengetahui penyulit paska pembedahan. Biasanya dokter akan memeriksa kondisi organ-organ penting seperti jantung, paru, ginjal, hati dsb, termasuk pemeriksaan darah (hematologi dan biokimia).

Setelah dilakukan ketiga aspek diatas maka baru dapat ditentukan apakah pembedahan pada pasien kanker paru akan dilakukan atau tidak. Pembedahan pada kanker paru, tentunya dengan syarat yang sudah ditentukan, dapat memperpanjang usia penderita.

Demam atau fever didefinisikan secara operasional  sebagai suatu kondisi peningkatan suhu tubuh ≥ 38°C. Pada banyak penyakit, demam merupakan salah satu gejala yang paling umum terjadi. Begitu juga dengan kanker terutama kanker paru. Tetapi apa yang membedakan demam pada penyakit umumnya disebabkan infeksi dengan demam pada penderita kanker paru?

Pada pasien kanker, disamping demam terutama disebabkan karena proses infeksi maka dapat juga disebabkan oleh proses dari kanker (underlying malignancy), transfusi darah serta pyrogenic medication. Sehingga pertimbagan penyebab terjadi demam pada pasien kanker harus berhati-hati. Salah satu kondisi yang sangat berbahaya pada pasien ini adalah fever neutropenia (demam neutropenia). Neutropenia didefinisikan sebagai penurunan komponen neutrophil dalam darah pasien dimana jumlahnya < 500ml (Absolute neutrphil count). Neutropenia pada kasus kanker merupakan dalam menimbulkan sepsis yang jika tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan kematian.

Untuk itu pada pasien kanker dengan demam, ada beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui sumber infeksi (infeksi umumnya penyebab demam pada kanker tetapi tetap pertimbangkan penyebab lain) seperti :

1.Chest X-Ray (Rontgen dada)

2. Urinalisis dan culture urine

3. culture sputum

4. culture darah

5. pemeriksaan fisis yang cermat (penting!!)

Disamping itu pasien dengan demam neutropenia kita dapat memberikan terapi antibiotik initial yang diobservasi keefektifannya setelah 48 jam dan jika semakin memburuk perlu evaluasi pemberian antibiotik lini ke-2.

Penyakit dan biologi molekular saat ini sedang menjadi primadona bagi kebanyakan scientis, reseacher bahkan klinisi. Berhubungan dengan itu saya sedikit mencoba membahas kaitan antara kanker paru dan chromosome (kromosom). Secara definisi kromosom adalah suatu unit pada genome (kumpulan informasi genetik pada suatu organisme), yang pastinya membawa banyak informasi genetik. Sebagai pemahaman, tubuh kita dalam menjalankan fungsinya mempunyai cetak biru/manual yang tersimpan dalam DNA, dimana DNA ini terdapat dalam kromosom. Kromosom manusia terdiri dari 46 buah (22 pasang kromosom autosom dan 1 pasang kromosom sex).chromosomes-and-dna-picture

Kanker  paru sebagai penyakit kanker paling mematikan saat ini, secara patogenesis sangat berhubungan dengan gangguan pada kromosom ini. Seperti diketahui suatu sel normal untuk dapat menjadi sel kanker memerlukan banyak gangguan pada genetik dan epigenetik. Salah satu yang terpenting adalah inaktivasi tumor suppresor genes (gene baik) dan aktivasi oncogene (gene jahat). Sengaja saya memisalkan sebagai gene baik dan jahat untuk memudahkan saja. Dari beberapa studi diketahui gangguan pada kromosom sangat berdampak pada terjadinya kanker paru. Kehilangan  kromosom 3p (yang diperkirakan mempunyai banyak tumor suppresor genes) merupakan kromosom yang berkaitan erat dengan kanker paru, disamping kromosom lain seperti 4q,5q, 8p, 10q, 13q, dan 17p. Disisi lain penambahan kromosom (berarti mengandung oncogene) juga ikut berperan dalam patobiologi kanker paru seperti kromosom 1p, 3q, 5p,8q.

Gangguan kromosom ini saat ini menjadi bahan penelitian yang menarik bagi kebanyakan reseacher untuk mengetahui proses terjadi kanker paru.

sekian.